بسم الله الرØمن الرØيم
Suatu saat, para shahabat bertanya kepada 'Ummul Mukminin 'Aisyah r.a. perihal kunci kesuksesan dakwah Rasulullah, maka beliau pun menjawab, "Kuncinya ada pada akhlaq beliau." Shahabat pun kembali bertanya tentang bagaimana akhlaq beliau tersebut, 'Aisyah menjawab, "Akhlaq beliau adalah Alquran. Beliau seperti Alquran yang berjalan."
Dari riwayat yang disebutkan di atas tentang kunci kesuksesan Rasulullah -yang bila kita tahu bahwa Rasulullah, tahun 622 M membawa 200 orang Muhajirin ke Madinah, dan tahun 629 M membawa 10.000 orang ke Mekkah untuk melaksanakan Umrah- adalah akhlaqnya yang seperti Alquran berjalan. Maka kita bisa lihat Alquran Surah Al-Mu'minuun: 1-11. Darinya kita bisa ambil tujuh kunci kesuksesan dan kebahagiaan, yaitu:
1. Iman
Tentang Iman ini, sudah sepantasnya kita bersyukur mendapat Iman, karena ada orang yang mempelajari Islamnya lebih giat, lebih dahsyat dari kita, tapi mereka tak beriman. Di banyak Universitas di luar negeri, terdapat mata kuliah tentang Islamologi, tetapi pengajarnya bukan seorang Muslim, melainkan Yahudi dan Nashara, bahkan ada yang menguasai Tafsir Tematik, namun mereka tak beriman. Tetapi, kita tak perlu merasa aneh dengan kondisi itu, karena di permulaan surah Al-Baqarah, bahwa mata hati dan pendengaran mereka telah tersumbat, yaitu dengan sikapnya yang arogan dan tertutup dengan pendapat orang lain.
Iman pun kita ingat bahwa ia bisa naik dan juga bisa turun -kecuali iman para Nabi dan Rasul-.
Iman, pada dasarnya adalah rasa percaya, dan ini sangat penting. Contoh kecil adalah ketika kita di sebuah restoran dan kita akan makan di sana, bila tak ada rasa percaya dengan pemilik restoran tersebut bisa jadi ada dalam pikiran kita meragukan ini makanan halal atau haram, dan sebagainya. Maka, iman ini amat penting dalam kehidupan kita.
2. Shalat yang khusyu
Shalat yang khusyu akan melahirkan ketentraman dan ketengan dalam kehidupan kita. Salah satu isi dari khusyu adalah melupakan sejenak tentang dunia, tentang berbagai permasalahannya, dan semuanya hanya tertuju kepada Allah. Lalu dalam shalat, segala bacaan yang ada di dalamnya merupakan kepasrahan kepada Allah, dari mulai Bismillahirrahmanirrahiim sampai seterusnya.
3. Tinggalkan Kegiatan yang Tidak Bermanfaat
Allah sering bersumpah dalam Alquran dengan waktu (Al-'Ashr, Ad-Dhuha, Asy-Syams, Al-Lain, dan banyak lagi) yang itu menunjukkan betapa pentingnya wakti. Begitu kita lewatkan waktu tanpa amal baik, maka sungguh rugilah kita.
Allah mencintai hambaNya yang banyak menyebut asmaNya, membaca kalam-kalamNya, dan mengunjungi rumah-rumahNya.
4. Tunaikan Zakat
5. Menyalurkan hajat seksual kepada suami/istrinya
6. Jujur (memelihara amanat dan janjinya)
7. Peliharalah Shalat
Jadi itulah tujuh kunci kesuksesan dan kebahagiaan berdasarkan Alquran Surah Al-Mu'minuun ayat 1-11.
Sebagai informasi, bahwa materi di atas bersumber dari tausiyah Prof. DR. KH Miftah Faridl pada acara Muhasabah Akhir Tahun Republika di Masjid Pusdai Bandung, 31 Desember 2012.
Meski terlihat kurang begitu rinci akan penjelesannya, semoga apa yang ditulis di atas dapat memberikan manfaat, dan juga mohon maaf karena tak tercatat semuanya, semoga tak mengurangi kebaikan di dalamnya. Aamiin.
Suatu saat, para shahabat bertanya kepada 'Ummul Mukminin 'Aisyah r.a. perihal kunci kesuksesan dakwah Rasulullah, maka beliau pun menjawab, "Kuncinya ada pada akhlaq beliau." Shahabat pun kembali bertanya tentang bagaimana akhlaq beliau tersebut, 'Aisyah menjawab, "Akhlaq beliau adalah Alquran. Beliau seperti Alquran yang berjalan."
Dari riwayat yang disebutkan di atas tentang kunci kesuksesan Rasulullah -yang bila kita tahu bahwa Rasulullah, tahun 622 M membawa 200 orang Muhajirin ke Madinah, dan tahun 629 M membawa 10.000 orang ke Mekkah untuk melaksanakan Umrah- adalah akhlaqnya yang seperti Alquran berjalan. Maka kita bisa lihat Alquran Surah Al-Mu'minuun: 1-11. Darinya kita bisa ambil tujuh kunci kesuksesan dan kebahagiaan, yaitu:
1. Iman
Tentang Iman ini, sudah sepantasnya kita bersyukur mendapat Iman, karena ada orang yang mempelajari Islamnya lebih giat, lebih dahsyat dari kita, tapi mereka tak beriman. Di banyak Universitas di luar negeri, terdapat mata kuliah tentang Islamologi, tetapi pengajarnya bukan seorang Muslim, melainkan Yahudi dan Nashara, bahkan ada yang menguasai Tafsir Tematik, namun mereka tak beriman. Tetapi, kita tak perlu merasa aneh dengan kondisi itu, karena di permulaan surah Al-Baqarah, bahwa mata hati dan pendengaran mereka telah tersumbat, yaitu dengan sikapnya yang arogan dan tertutup dengan pendapat orang lain.
Iman pun kita ingat bahwa ia bisa naik dan juga bisa turun -kecuali iman para Nabi dan Rasul-.
Iman, pada dasarnya adalah rasa percaya, dan ini sangat penting. Contoh kecil adalah ketika kita di sebuah restoran dan kita akan makan di sana, bila tak ada rasa percaya dengan pemilik restoran tersebut bisa jadi ada dalam pikiran kita meragukan ini makanan halal atau haram, dan sebagainya. Maka, iman ini amat penting dalam kehidupan kita.
2. Shalat yang khusyu
Shalat yang khusyu akan melahirkan ketentraman dan ketengan dalam kehidupan kita. Salah satu isi dari khusyu adalah melupakan sejenak tentang dunia, tentang berbagai permasalahannya, dan semuanya hanya tertuju kepada Allah. Lalu dalam shalat, segala bacaan yang ada di dalamnya merupakan kepasrahan kepada Allah, dari mulai Bismillahirrahmanirrahiim sampai seterusnya.
3. Tinggalkan Kegiatan yang Tidak Bermanfaat
Allah sering bersumpah dalam Alquran dengan waktu (Al-'Ashr, Ad-Dhuha, Asy-Syams, Al-Lain, dan banyak lagi) yang itu menunjukkan betapa pentingnya wakti. Begitu kita lewatkan waktu tanpa amal baik, maka sungguh rugilah kita.
Allah mencintai hambaNya yang banyak menyebut asmaNya, membaca kalam-kalamNya, dan mengunjungi rumah-rumahNya.
4. Tunaikan Zakat
5. Menyalurkan hajat seksual kepada suami/istrinya
6. Jujur (memelihara amanat dan janjinya)
7. Peliharalah Shalat
Jadi itulah tujuh kunci kesuksesan dan kebahagiaan berdasarkan Alquran Surah Al-Mu'minuun ayat 1-11.
Sebagai informasi, bahwa materi di atas bersumber dari tausiyah Prof. DR. KH Miftah Faridl pada acara Muhasabah Akhir Tahun Republika di Masjid Pusdai Bandung, 31 Desember 2012.
Meski terlihat kurang begitu rinci akan penjelesannya, semoga apa yang ditulis di atas dapat memberikan manfaat, dan juga mohon maaf karena tak tercatat semuanya, semoga tak mengurangi kebaikan di dalamnya. Aamiin.
No comments:
Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas