بسم الله الرØمن الرØيم
Alhamdulillah, di setiap Idul Fitri selalu terdapat pelajaran yang bisa diambil, baik itu melalui nasihat maupun dari kejadian yang terjadi.
Alhamdulillah, di Idul Fitri kali ini, banyak pelajaran yang bisa saya ambil, dan dari keduanya, nasihat serta kejadian yang terjadi.
Seperti biasanya, selepas Shalat Id, kami sekeluarga berkumpul sebelum bersilaturahim dengan keluarga besar. Seperti biasa pula, selalu ada pesan-pesan, nasihat yang disampaikan Bapak saya kepada kami semua. Pesan yang tak jauh berbeda setiap tahunnya, namun memang pesan ini harus terus diingatkan karena teramat penting. Bapak saya merasa perlu untuk memberi nasihat, pesan-pesan ini, karena bila tidak mengingatkan justru itu suatu kesalahan, karena agar kelak di hari akhir tak ditanyakan kepadanya, "Mengapa tidak memberi peringatan?".
Ada tiga poin penting yang disampaikan, yakni: shalat; jagalah pergaulan; ketenangan hidup.
Pesan pertama adalah Shalat,
Bahwa shalat adalah perintah yang paling utama, yang hampir tak ada rukhsakh (keringanan) bagi setiap Muslim untuk meninggalkannya, bila ibadah yang lain, shaum Ramadhan, zakat, berhaji bisa saja ada yang tidak mengerjakan karena dia memenuhi golongan yang diperbolehkan untuk meninggalkannya (tak shaum di Ramadhan karena sakit keras, dsb., tak berzakat karena tidak sampai nasabnya, tak berhaji karena tidak memiliki kemampuan untuk berhaji). Tapi, untuk Shalat tak ada yang semacam itu. Shalat benar-benar menjadi hal yang paling utama dan sangat penting. Jika boleh saya tambahkan, kita tentu ingat saking karena pentingnya Shalat ini sampai-sampai ada Shalat Khauf yang pernah dilakukan Rasulullah dan para shahabat dalam suatu peperangan.
Shalat tak bisa kita ganti, apabila shaum Ramadhan bisa diqadha karena kita meninggalkannya karena alasan yang dibenarkan syariat, maka shalat tak bisa. Tak bisa kita meninggalkan shalat seenaknya lalu mengqadhanya di kesempatan yang lain.
Pesan Bapa saya, jangan sampai kita bangga dengan meninggalkan Shalat, jangan sampai kita dengan entengnya meninggalkan shalat, meremehkan shalat. Banyak kita jumpai, ada Muslim yang dengan entengnya meninggalkan shalat, menganggapnya remeh dan sampai ada yang berkata, "Besok pun masih bisa kita shalat," maka pertanyaan bagi mereka yang mengatakan ini, "Masihkah kau hidup esok hari?"
Masya Allah, sungguh shalat adalah hal yang paling penting.
Maka Alhamdulillah, Bapa saya menjelaskan bahwa ketika setiap saat hal yang selalu diingatkan dan ditanyakan kepada kami adalah shalat. Sudahkah kami shalat? Baik itu ketika di rumah ataupun saat kami kembali ke rumah dari urusan kami di luar, pertanyaan pertama yang sering terlontar dari Bapa-Ibu saya adalah, "Sudah shalat?" Bila belum, maka dengan cepat mereka berdua memerintahkan kami segera
melaksanakannya.
Alhamdulillah, ini adalah sebuah nikmat yang besar bagi kami, ketika orangtua kami masih dan selalu mengingatkan dan menanyakan tentang shalat ini. Meski terkadang terkesan cerewet, namun kecerewetan ini adalah sebuah hal yang baik, malah kalau tidak cerewet tentang shalat ini merupakan satu hal yang kurang tepat.
Dengan shalat ini, seseorang insya Allah akan lebih terjaga hidupnya. Ia akan tenteram. Shalat yang dikerjakan dengan benar akan membuat kita terhindar dari bentuk kekejian dan kemungkaran.
Maka inilah pesan pertama, sebuah pesan penting tentang ibadah yang sangat penting dan menjadi tiang agama ini.
Pesan kedua adalah pergaulan,
Menjaga pergaulan juga teramat penting, apalagi di zaman sekarang, yang bisa dikatakan lebih banyak dan lebih dahsyat godaannya. Salah bergaul, membuat kita salah dalam bertindak, salah dalam perbuatan.
Bergaulah dengan siapa saja, namun kita tetap memiliki warna kita sendiri, kita memberikan warna dalam pergaulan itu, kurang lebih itulah yang dikatakan.
Bergaulah dengan sesiapa saja, tapi kita tetap dengan warna kita -warna yang dicelup dengan keislaman, keimanan, ketaqwaan padaNya. Maka pikiran saya meloncat pada ayat ke-138 di surah Al-Baqarah,
Maka jadilah kita pemilik warna yang tak tercampur-baur oleh warna-warna yang merusak keimanan kita.
Pergaulan, tentunya kita sering dengar sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Pesan ketiga adalah ketenangan hidup,
Bahwa ketenangan hidup didapat bukan dari banyaknya harta, kekayaan melimpah, namun ketenangan hidup hadir saat kita mensyukuri apa yang diberikannya serta memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik atau menyedekahkan/menginfakkan sebagian harta yang dititipkan kepada kita.
Bahwa banyaknya harta tidak menjamin tenang hidupnya, karena tak jarang mereka yang banyak harta justru gelisah denga hartanya sendiri, khawatir kehilangan, khawatir kekurangan, khawatir dengan berbagai hal terkait dengan hartanya. Tentunya tidak sedikit juga orang yang banyak harta namun ia mensyukurinya, dibelanjakan dengan seperlunya, diinfakkan di jalan Allah, maka hidupnya tenang, bahagia.
Pun begitu, berapapun uang yang diterima dari hasil kerja dengan berpeluh, besar atau kecil, tak jadi masalah saat yang diterima itu disyukuri, dan disedekahkan, maka jadilah ia harta yang berkah. Allah berkahkan harta tersebut -meski misalnya banyaknya tak seberapa-, ketika Allah berkahkan harta tersebut, maka tak akan kita khawatir dengan keperluan kita, Allah cukupkan bagi kita.
Namun sebaliknya, harta yang banyak, lalu ia kufur dengannya, maka bisa jadi Allah tidak memberkahinya, sehingga kembali ia gelisah akan hartanya, merasa kekurangan, terus mencari-cari harta sampai-sampai ia tidak bisa menikmati harta yang ia kumpulkan dalam waktu yang lama.
Bapa saya sering berkata, bahwa gaji orangtua saya tak seberapa, namun selalu disyukuri dan sebagian harta itu diberikan kepada yang membutuhkan, maka Alhamdulillah, Allah cukupkan bagi kami. Allah jadikan harta yang dimiliki ini cukup untuk berhaji, berumrah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Memberilah, sesungguhnya memberi itu adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Bisa memberi, menyedekahkan, menginfakkan, menghadiahkan sebagain yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan adalah suatu kenikmatan. Melihat orang lain bahagia karena yang kita beri adalah sebuah kebahagiaan.
Maka, terhadap apa yang dititipkan oleh Allah kepada kita, syukurilah dan sedekahkanlah sebagiannya.
Subhanallah.
Maka, inilah tiga pesan yang selalu diberikan oleh Bapa kepada kami, dan tiga pesan inilah yang kami sampaikan pada anda, semoga ini menjadi pengingat bagi kita, semoga ini menjadi kebaikan bagi kita.
Demikian. Semoga Bermanfaat.
Wallahu a'lam.
Alhamdulillah, di setiap Idul Fitri selalu terdapat pelajaran yang bisa diambil, baik itu melalui nasihat maupun dari kejadian yang terjadi.
Alhamdulillah, di Idul Fitri kali ini, banyak pelajaran yang bisa saya ambil, dan dari keduanya, nasihat serta kejadian yang terjadi.
Seperti biasanya, selepas Shalat Id, kami sekeluarga berkumpul sebelum bersilaturahim dengan keluarga besar. Seperti biasa pula, selalu ada pesan-pesan, nasihat yang disampaikan Bapak saya kepada kami semua. Pesan yang tak jauh berbeda setiap tahunnya, namun memang pesan ini harus terus diingatkan karena teramat penting. Bapak saya merasa perlu untuk memberi nasihat, pesan-pesan ini, karena bila tidak mengingatkan justru itu suatu kesalahan, karena agar kelak di hari akhir tak ditanyakan kepadanya, "Mengapa tidak memberi peringatan?".
Ada tiga poin penting yang disampaikan, yakni: shalat; jagalah pergaulan; ketenangan hidup.
Pesan pertama adalah Shalat,
image-cr: salam-oniline.com |
Shalat tak bisa kita ganti, apabila shaum Ramadhan bisa diqadha karena kita meninggalkannya karena alasan yang dibenarkan syariat, maka shalat tak bisa. Tak bisa kita meninggalkan shalat seenaknya lalu mengqadhanya di kesempatan yang lain.
Pesan Bapa saya, jangan sampai kita bangga dengan meninggalkan Shalat, jangan sampai kita dengan entengnya meninggalkan shalat, meremehkan shalat. Banyak kita jumpai, ada Muslim yang dengan entengnya meninggalkan shalat, menganggapnya remeh dan sampai ada yang berkata, "Besok pun masih bisa kita shalat," maka pertanyaan bagi mereka yang mengatakan ini, "Masihkah kau hidup esok hari?"
Masya Allah, sungguh shalat adalah hal yang paling penting.
Maka Alhamdulillah, Bapa saya menjelaskan bahwa ketika setiap saat hal yang selalu diingatkan dan ditanyakan kepada kami adalah shalat. Sudahkah kami shalat? Baik itu ketika di rumah ataupun saat kami kembali ke rumah dari urusan kami di luar, pertanyaan pertama yang sering terlontar dari Bapa-Ibu saya adalah, "Sudah shalat?" Bila belum, maka dengan cepat mereka berdua memerintahkan kami segera
melaksanakannya.
Alhamdulillah, ini adalah sebuah nikmat yang besar bagi kami, ketika orangtua kami masih dan selalu mengingatkan dan menanyakan tentang shalat ini. Meski terkadang terkesan cerewet, namun kecerewetan ini adalah sebuah hal yang baik, malah kalau tidak cerewet tentang shalat ini merupakan satu hal yang kurang tepat.
Dengan shalat ini, seseorang insya Allah akan lebih terjaga hidupnya. Ia akan tenteram. Shalat yang dikerjakan dengan benar akan membuat kita terhindar dari bentuk kekejian dan kemungkaran.
Maka inilah pesan pertama, sebuah pesan penting tentang ibadah yang sangat penting dan menjadi tiang agama ini.
Pesan kedua adalah pergaulan,
image-cr: gilahidup.wordpress.com |
Bergaulah dengan siapa saja, namun kita tetap memiliki warna kita sendiri, kita memberikan warna dalam pergaulan itu, kurang lebih itulah yang dikatakan.
Bergaulah dengan sesiapa saja, tapi kita tetap dengan warna kita -warna yang dicelup dengan keislaman, keimanan, ketaqwaan padaNya. Maka pikiran saya meloncat pada ayat ke-138 di surah Al-Baqarah,
celupan warna Allah, dan siapakah yang lebih baik celupan warnanya daripada Allah? dan hanya kepadaNyalah kami menyembah.SibgataLlah, celupan warna Illahi, celupan warna ini yang menjadikan para shahabat menjadi generasi terbaik. Celupan warna ini, yang menjadikan mereka mempunyai warna yang berbeda, namun dari celupan ini, menjadikannya karakter-karakter berbeda nan unik yang dilandaskan keislaman, keimanan dan ketaqwaan padaNya.
Maka jadilah kita pemilik warna yang tak tercampur-baur oleh warna-warna yang merusak keimanan kita.
Pergaulan, tentunya kita sering dengar sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.Maka berdekatanlah kita dengan orang shalih, meski bukan berarti kita tak boleh kenal dengan yang lainnya. Namun, jadikanlah orang-orang shalih ini menjadi shahabat kita.
Pesan ketiga adalah ketenangan hidup,
Bahwa ketenangan hidup didapat bukan dari banyaknya harta, kekayaan melimpah, namun ketenangan hidup hadir saat kita mensyukuri apa yang diberikannya serta memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik atau menyedekahkan/menginfakkan sebagian harta yang dititipkan kepada kita.
image-cr: myghostlove.wordpress.com |
Pun begitu, berapapun uang yang diterima dari hasil kerja dengan berpeluh, besar atau kecil, tak jadi masalah saat yang diterima itu disyukuri, dan disedekahkan, maka jadilah ia harta yang berkah. Allah berkahkan harta tersebut -meski misalnya banyaknya tak seberapa-, ketika Allah berkahkan harta tersebut, maka tak akan kita khawatir dengan keperluan kita, Allah cukupkan bagi kita.
Namun sebaliknya, harta yang banyak, lalu ia kufur dengannya, maka bisa jadi Allah tidak memberkahinya, sehingga kembali ia gelisah akan hartanya, merasa kekurangan, terus mencari-cari harta sampai-sampai ia tidak bisa menikmati harta yang ia kumpulkan dalam waktu yang lama.
Bapa saya sering berkata, bahwa gaji orangtua saya tak seberapa, namun selalu disyukuri dan sebagian harta itu diberikan kepada yang membutuhkan, maka Alhamdulillah, Allah cukupkan bagi kami. Allah jadikan harta yang dimiliki ini cukup untuk berhaji, berumrah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Memberilah, sesungguhnya memberi itu adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Bisa memberi, menyedekahkan, menginfakkan, menghadiahkan sebagain yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan adalah suatu kenikmatan. Melihat orang lain bahagia karena yang kita beri adalah sebuah kebahagiaan.
Maka, terhadap apa yang dititipkan oleh Allah kepada kita, syukurilah dan sedekahkanlah sebagiannya.
dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"Syukurilah, maka Allah akan menambahkan nikmatnya.
Subhanallah.
Maka, inilah tiga pesan yang selalu diberikan oleh Bapa kepada kami, dan tiga pesan inilah yang kami sampaikan pada anda, semoga ini menjadi pengingat bagi kita, semoga ini menjadi kebaikan bagi kita.
Demikian. Semoga Bermanfaat.
Wallahu a'lam.
Apakah Anda pernah mencari bantuan keuangan mendesak? Anda membutuhkan pinjaman mendesak untuk membayar tagihan dan utang yang ada? Anda mencari bisnis rumah dan pinjaman pribadi, hubungi kami sekarang dengan info di bawah ini.
ReplyDeleteNama Anda:
negara:
Jumlah Pinjaman:
durasi:
pekerjaan:
Tujuan dari pinjaman?
Nomor Telepon:
Catatan: Semua tanggapan harus maju Hubungi kami sekarang melalui: anitacharlesloancompany@gmail.com Terima kasih sudah datang.