بسم الله الرØمن الرØيم
[right-post]
Selama satu bulan berada di Desa Awiluar (Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis) dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) banyak saya temukan inspirasi-inspirasi dari masyarakat desa, selain tentunya adanya hal-hal semacam gotong royong yang sangat kental. Orang-orang ini bisa dikatakan inspiratif, kebanyakan adalah karena perjuangan mereka yang seolah tak kenal lelah.
Pada kali ini, ada satu orang warga desa yang begitu luar biasa bagi saya, beliau bernama Pak Mas'ud. Beliau adalah warga Dusun Cipari, salah satu dusun yang sedikit warganya di Desa Awiluar. Apa yang membuat saya takjub dengan beliau adalah satu segmen hidupnya yang ia kisahkan kepada kami
Dengan pakaian yang sederhana (celana sebetis, baju polo putih polos serta topi) beliau berhasil kami temui, tuturnya ia tadinya sedang berada di kebun sebelum akhirnya menemui kami.
Beliau adalah seorang guru, sekaligus pengelola dari sebuah madrasah di Dusun Cipari. Madrasah sendiri adalah tempat yang mudah dijumpai di seluruh desa, karena setiap dusun di Desa Awiluar memiliki madrasah sebagai tempat pengajaran agama Islam bagi anak-anak. Madrasah yang dikelola oleh beliau memiliki beberapa kelas, dari mulai Diniyah Takmiliyah Awaliyah (untuk anak-anak TK), Madrasah Diniyah / MD (untuk SD kelas 3, 4, 5, dan 6), serta Sekolah Wustho (untuk SMP / MTs). Beliau mengajar bersama tujuh orang pengajar lainnya dari mulai mengajar Al-Quran, Fiqh, Akhlak, dan lain sebagainya.
Ada dua hal yang dibutuhkan untuk menjadi pengajar di sini, yakni keikhlasan dan bakat. Keikhlasan ini diperlukan karena para pengajar tidak memiliki upah yang pasti, bahkan mungkin lebih rendah upahnya dibanding guru honorer di sekolah-sekolah. Selain itu, diperlukan bakat, karena tidak semua orang bisa mengajar ilmu agama, karenanya tidak mudah mendapatkan pengajar yang mau serta mampu untuk mengajar di sini. Meski begitu, beliau menuturkan bahwa beliau dan tujuh orang pengajar lainnya masih sanggup untuk mengajar di sana.
[info title="Info" icon="info-circle"] Tulisan ini termasuk dalam kategori Instagram Stories, anda juga bisa mengikuti instagram saya di sini. [/info]
Madrasah yang beliau kelola saat ini merupakan madrasah yang telah berdiri sejak lama, yakni sejak 1965. Kala itu madrasah dikelola oleh kakek atau paman -saya lupa antara kakek atau paman- dan sekarang dikelola oleh beliau. Gedung madrasahnya sendiri baru berdiri tahun 2011. Gedung ini cukup besar, mempunyai dua tingkat dengan ruangan yang besar. Sebelum berdirinya madrasah, untuk kegiatan belajar-mengajar digunakan masjid yang terletak di depan madrasah.
Saat ditanya mengenai kesulitan apa yang dihadapi, beliau menjawab bahwa kesulitan dan kesusahan itu pastilah ada, tapi memang hidup ini harus diperjuangkan agar kita bisa terus menghadapinya. Pak Mas'ud yakin akan firman-Nya di surah Al-Baqarah, bahwasanya Allah tidak akan menurunkan ujian yang melebihi batas kemampuan orang yang sedang diuji-Nya. Selanjutnya, beliau berkata bahwa dalam mengelola madrasah ini memang diperlukan jihad yang "biamwalihim wa anfusihim.", yakni jihad (dalam artian mengelola serta mengajar di madrasah) dengan harta dan jiwanya.
Maka sungguh, kesabaran, keteguhan hati beliau (dan juga pengajar dan pengelola lainnya) sangat luar biasa. Tidak mendapat upah yang pasti, namun mempunyai tujuan agar nilai-nilai Islam tetap terjaga di lingkungan mereka. Bapak Mas'ud tentunya hanyalah salah satu dari berbagai orang yang mungkin memiliki kisah serupa, kisah tentang ketulusan, kesabaran, kegigihan.
Masya Allah, semoga Allah memberikan kebaikan, keberkahan baginya.
[right-post]
Selama satu bulan berada di Desa Awiluar (Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis) dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) banyak saya temukan inspirasi-inspirasi dari masyarakat desa, selain tentunya adanya hal-hal semacam gotong royong yang sangat kental. Orang-orang ini bisa dikatakan inspiratif, kebanyakan adalah karena perjuangan mereka yang seolah tak kenal lelah.
Pada kali ini, ada satu orang warga desa yang begitu luar biasa bagi saya, beliau bernama Pak Mas'ud. Beliau adalah warga Dusun Cipari, salah satu dusun yang sedikit warganya di Desa Awiluar. Apa yang membuat saya takjub dengan beliau adalah satu segmen hidupnya yang ia kisahkan kepada kami
Dengan pakaian yang sederhana (celana sebetis, baju polo putih polos serta topi) beliau berhasil kami temui, tuturnya ia tadinya sedang berada di kebun sebelum akhirnya menemui kami.
Beliau adalah seorang guru, sekaligus pengelola dari sebuah madrasah di Dusun Cipari. Madrasah sendiri adalah tempat yang mudah dijumpai di seluruh desa, karena setiap dusun di Desa Awiluar memiliki madrasah sebagai tempat pengajaran agama Islam bagi anak-anak. Madrasah yang dikelola oleh beliau memiliki beberapa kelas, dari mulai Diniyah Takmiliyah Awaliyah (untuk anak-anak TK), Madrasah Diniyah / MD (untuk SD kelas 3, 4, 5, dan 6), serta Sekolah Wustho (untuk SMP / MTs). Beliau mengajar bersama tujuh orang pengajar lainnya dari mulai mengajar Al-Quran, Fiqh, Akhlak, dan lain sebagainya.
Ada dua hal yang dibutuhkan untuk menjadi pengajar di sini, yakni keikhlasan dan bakat. Keikhlasan ini diperlukan karena para pengajar tidak memiliki upah yang pasti, bahkan mungkin lebih rendah upahnya dibanding guru honorer di sekolah-sekolah. Selain itu, diperlukan bakat, karena tidak semua orang bisa mengajar ilmu agama, karenanya tidak mudah mendapatkan pengajar yang mau serta mampu untuk mengajar di sini. Meski begitu, beliau menuturkan bahwa beliau dan tujuh orang pengajar lainnya masih sanggup untuk mengajar di sana.
[info title="Info" icon="info-circle"] Tulisan ini termasuk dalam kategori Instagram Stories, anda juga bisa mengikuti instagram saya di sini. [/info]
Madrasah yang beliau kelola saat ini merupakan madrasah yang telah berdiri sejak lama, yakni sejak 1965. Kala itu madrasah dikelola oleh kakek atau paman -saya lupa antara kakek atau paman- dan sekarang dikelola oleh beliau. Gedung madrasahnya sendiri baru berdiri tahun 2011. Gedung ini cukup besar, mempunyai dua tingkat dengan ruangan yang besar. Sebelum berdirinya madrasah, untuk kegiatan belajar-mengajar digunakan masjid yang terletak di depan madrasah.
Saat ditanya mengenai kesulitan apa yang dihadapi, beliau menjawab bahwa kesulitan dan kesusahan itu pastilah ada, tapi memang hidup ini harus diperjuangkan agar kita bisa terus menghadapinya. Pak Mas'ud yakin akan firman-Nya di surah Al-Baqarah, bahwasanya Allah tidak akan menurunkan ujian yang melebihi batas kemampuan orang yang sedang diuji-Nya. Selanjutnya, beliau berkata bahwa dalam mengelola madrasah ini memang diperlukan jihad yang "biamwalihim wa anfusihim.", yakni jihad (dalam artian mengelola serta mengajar di madrasah) dengan harta dan jiwanya.
Maka sungguh, kesabaran, keteguhan hati beliau (dan juga pengajar dan pengelola lainnya) sangat luar biasa. Tidak mendapat upah yang pasti, namun mempunyai tujuan agar nilai-nilai Islam tetap terjaga di lingkungan mereka. Bapak Mas'ud tentunya hanyalah salah satu dari berbagai orang yang mungkin memiliki kisah serupa, kisah tentang ketulusan, kesabaran, kegigihan.
Masya Allah, semoga Allah memberikan kebaikan, keberkahan baginya.
No comments:
Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas