بسم الله الرØمن الرØيم
Di zaman yang serba digital ini, berkomunikasi itu lebih asyik jika dibalik layar. Iya, manusia era digital lebih senang seperti itu. Entah karena bisa ada emoticon, stiker, atau bisa bikin emoji, atau bisa mikir dulu lebih lama, atau bahkan ada yang beralasan takut untuk ketemu orang baru.
Gais, kalem. Itu orang, bukan macan, okey?
Maka dari itu, dengan tips ini saya coba sajikan beberapa pengalaman saya dalam bercakap-cakap agar lebih menarik dan interaktif, yang saya bawakan di sini adalah konten obrolan, teknis sebelum itu tidak akan saya bahas.
[accordion] [item title="Tips no. 1: Jangan bertanya pertanyaan ya/tidak"] JANGAN LAKUKAN : “Suka makan nggak, mas?”
LAKUKAN : “Kenapa suka makan bihun, mas?”
Kalo kamu menggunakan ‘apa’ dalam percakapan, maka kesannya jadi seperti interogasi,
“Suka modif motor ya mas?”, “Iya.”
“Knalpotnya knalpot racing ya disetelnya?”, “Iya.”
“Bannya udah tubeless ya?”, ”Iya.”
Kamu ini sedang ngobrol, bukan wawancara atau interogasi. Keep cool, Gais. [/item] [item title="Tips no. 2: Tanyakan ‘kenapa’ sebanyak tiga kali"] Ketika tengah-tengah percakapan, biasanya ada hal yang ingin digali untuk mendapatkan informasi lebih dalam. Gunakan 'kenapa' sebanyak tiga kali agar lebih terasa hidup.
CONTOH
Jika kamu bertanya kenapa seseorang suka main game, dan mereka menjawab, “Butuh pelampiasan stres.”
“Oh iya? Kenapa gitu stresnya?” Misalkan mereka menjawab “Kerja, dimarahin bos, wah banyak deh.”
“Saya jadi penasaran, kenapa bosmu marah-marah? Emang lagi pms ya?”
Misal mereka jawab, “Mungkin gitu kali yah.” [/item] [item title="Tips no. 3: Tanyakan spesifik, jangan umum"] Pertanyaan mengenai hal yang spesifik, akan menuntun orang-orang untuk memberikan jawaban yang spesifik juga.
JANGAN LAKUKAN : “Apa sih hal yang menarik dari liburanmu?”
LAKUKAN : “Eh, kamu kan baru pulang liburan, pasti ada hal yang menarik nih,
cerita dong satuuu aja.”
[/item] [item title="Tips no. 4: Tanyakan reaksi / tanggapan"] Gunakanlah pertanyaan yang mengarahkan penjawab kepada reaksi/tanggapan untuk menunjukkan pengalaman dalam hidup mereka. Seperti, apa yang mengejutkan bagi mereka, apa yang bikin terkesan, apa yang mengubah sudut pandang mereka, dst.
JANGAN LAKUKAN : “Gimana sih rasanya jadi dokter?”
LAKUKAN : “Apa sih hal yang paling mengesankan bagimu selama kamu jadi
dokter di Afrika?” [/item] [item title="Tips no. 5: Tanya pertanyaan follow-up"] Ketika kamu bertanya, perhatikan apa jawaban yang muncul. Lalu gunakan pertanyaan follow-up untuk menggali lebih dalam.
CONTOH
Jika seseorang bilang bahwa hal yang paling mengesankan selama jadi dokter adalah bagaimana menangani berbagai macam orang dengan keluhan yang bermacam-macam, maka tanggapi dengan
FOLLOW UP
“Lalu dengan keluhan tersebut, kamu berbuat apa agar mereka nyaman? Diperlakukan seperti apa?” [/item] [item title="Tips no. 6: Tanyalah hikmah/pelajaran hidup"] Kalau tujuan percakapanmu adalah untuk belajar dari seseorang, tanyalah hikmah/pelajaran hidup mereka. [/item] [item title="Tips no. 7: Mintalah bercerita"] Informasi penting itu pasti terdapat dalam cerita, coba minta untuk diceritakan kejadiannya. [/item] [item title="Tips no. 8: Bertanyalah seperti anak kecil"] Anak kecil itu hampir nol pengalaman. Rendahkanlah dirimu dan bertanyalah selayaknya nol pengalaman. [/item] [item title="Tips no. 9: Tanyalah apa yang seharusnya ditanya"] Setelah percakapan berlangsung sekian lama, dan mencapai penghujung pembicaraan, berikanlah kesempatan kepada orang yang kita ajak bicara untuk bertanya.
CONTOH
“Eh ada yang kurang gak sih bro?”
“Ada yang saya lupakan gak sih?”
“Ada uneg-uneg ga?”
[/item] [/accordion]
[tab] [content title="Tentang Penulis"] Luthfi Wisnuwardhana
Islamic Motivator & Writer, currently active as Chiefman of Rampai Pusdai Jabar, Writer Semoga Bermanfaat [/content] [/tab]
Di zaman yang serba digital ini, berkomunikasi itu lebih asyik jika dibalik layar. Iya, manusia era digital lebih senang seperti itu. Entah karena bisa ada emoticon, stiker, atau bisa bikin emoji, atau bisa mikir dulu lebih lama, atau bahkan ada yang beralasan takut untuk ketemu orang baru.
Gais, kalem. Itu orang, bukan macan, okey?
Maka dari itu, dengan tips ini saya coba sajikan beberapa pengalaman saya dalam bercakap-cakap agar lebih menarik dan interaktif, yang saya bawakan di sini adalah konten obrolan, teknis sebelum itu tidak akan saya bahas.
Tips 5 Menit: Bagaimana Cara Percakapan Jadi Lebih Menarik
[accordion] [item title="Tips no. 1: Jangan bertanya pertanyaan ya/tidak"] JANGAN LAKUKAN : “Suka makan nggak, mas?”
LAKUKAN : “Kenapa suka makan bihun, mas?”
Kalo kamu menggunakan ‘apa’ dalam percakapan, maka kesannya jadi seperti interogasi,
“Suka modif motor ya mas?”, “Iya.”
“Knalpotnya knalpot racing ya disetelnya?”, “Iya.”
“Bannya udah tubeless ya?”, ”Iya.”
Kamu ini sedang ngobrol, bukan wawancara atau interogasi. Keep cool, Gais. [/item] [item title="Tips no. 2: Tanyakan ‘kenapa’ sebanyak tiga kali"] Ketika tengah-tengah percakapan, biasanya ada hal yang ingin digali untuk mendapatkan informasi lebih dalam. Gunakan 'kenapa' sebanyak tiga kali agar lebih terasa hidup.
CONTOH
Jika kamu bertanya kenapa seseorang suka main game, dan mereka menjawab, “Butuh pelampiasan stres.”
“Oh iya? Kenapa gitu stresnya?” Misalkan mereka menjawab “Kerja, dimarahin bos, wah banyak deh.”
“Saya jadi penasaran, kenapa bosmu marah-marah? Emang lagi pms ya?”
Misal mereka jawab, “Mungkin gitu kali yah.” [/item] [item title="Tips no. 3: Tanyakan spesifik, jangan umum"] Pertanyaan mengenai hal yang spesifik, akan menuntun orang-orang untuk memberikan jawaban yang spesifik juga.
JANGAN LAKUKAN : “Apa sih hal yang menarik dari liburanmu?”
LAKUKAN : “Eh, kamu kan baru pulang liburan, pasti ada hal yang menarik nih,
cerita dong satuuu aja.”
[/item] [item title="Tips no. 4: Tanyakan reaksi / tanggapan"] Gunakanlah pertanyaan yang mengarahkan penjawab kepada reaksi/tanggapan untuk menunjukkan pengalaman dalam hidup mereka. Seperti, apa yang mengejutkan bagi mereka, apa yang bikin terkesan, apa yang mengubah sudut pandang mereka, dst.
JANGAN LAKUKAN : “Gimana sih rasanya jadi dokter?”
LAKUKAN : “Apa sih hal yang paling mengesankan bagimu selama kamu jadi
dokter di Afrika?” [/item] [item title="Tips no. 5: Tanya pertanyaan follow-up"] Ketika kamu bertanya, perhatikan apa jawaban yang muncul. Lalu gunakan pertanyaan follow-up untuk menggali lebih dalam.
CONTOH
Jika seseorang bilang bahwa hal yang paling mengesankan selama jadi dokter adalah bagaimana menangani berbagai macam orang dengan keluhan yang bermacam-macam, maka tanggapi dengan
FOLLOW UP
“Lalu dengan keluhan tersebut, kamu berbuat apa agar mereka nyaman? Diperlakukan seperti apa?” [/item] [item title="Tips no. 6: Tanyalah hikmah/pelajaran hidup"] Kalau tujuan percakapanmu adalah untuk belajar dari seseorang, tanyalah hikmah/pelajaran hidup mereka. [/item] [item title="Tips no. 7: Mintalah bercerita"] Informasi penting itu pasti terdapat dalam cerita, coba minta untuk diceritakan kejadiannya. [/item] [item title="Tips no. 8: Bertanyalah seperti anak kecil"] Anak kecil itu hampir nol pengalaman. Rendahkanlah dirimu dan bertanyalah selayaknya nol pengalaman. [/item] [item title="Tips no. 9: Tanyalah apa yang seharusnya ditanya"] Setelah percakapan berlangsung sekian lama, dan mencapai penghujung pembicaraan, berikanlah kesempatan kepada orang yang kita ajak bicara untuk bertanya.
CONTOH
“Eh ada yang kurang gak sih bro?”
“Ada yang saya lupakan gak sih?”
“Ada uneg-uneg ga?”
[/item] [/accordion]
[tab] [content title="Tentang Penulis"] Luthfi Wisnuwardhana
Islamic Motivator & Writer, currently active as Chiefman of Rampai Pusdai Jabar, Writer Semoga Bermanfaat [/content] [/tab]
No comments:
Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas